Langsung ke konten utama

SULUK KE GUNUNG WAYANG


USMAN, KPGS, LEUIT RASANING RASA 
DAN GUNUNG WAYANG PARAKANSALAK SUKABUMI
Oleh : Agus Prana Mulia 
(Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Pakuan Bogor)

Sosok seorang pemuda pecinta alam ditemukan oleh Rasaning Rasa ketika melakukan perjalanan intensif ke wilayah Sukabumi di tahun-tahun 2017, 2018 dan 2019, melalui petunjuk saudara Wahyu salah satu staf pengajar Perguruan Al-Kholiliyah Parakansalak, Kab. Sukabumi. Sebut saja pemuda itu bernama : Usman. Warga kampung Cimundu, Sukakersa, Parakansalak tersebut sejak berusia 12 tahun sudah terbiasa melakukan 'camping' di Gunung Wayang yang tidak jauh dari rumah tempat tinggalnya. Dibalik kesederhanaan Usman, ada raut ketegasan dan keinginan yang kuat akan ide-ide untuk melestarikan alam.

Bersama saudara Endin Bojonglongok dan yang lainnya, Ki Usman membidani salah satu komunitas pelestari gunung Sukabumi biasa disingkat KPGS. KPGS menjadi penggerak para pemuda, pelajar, anggota pramuka dan masyarakat umum untuk melestarikan alam. Rasaning Rasa pun beberapa kali menjadi bagian dari acara mereka.
Anak bungsu dari Bapak Suhanda dan Ibu Suningsih ini mempunyai kakak : teh Ayi, Atang, Utar dan Usman Suherlan. 
Koleksi Peta Rasaning Rasa

 

 

 

 

 







































Gunung Wayang sendiri terletak pada koordinat ........ Sebetulnya nama Gunung Wayang juga terdapat di daerah Bandung. 

Sebelum melanjutkan kiprah KI Usman, ada baiknya kita analisa wilayah dahulu, khususnya  kecamatan-kecamatan yang mengitari wilayah gunung Wayang. 
Pertama, kecamatan Parakansalak. Kecamatan ini memiliki daerah wisata yang cukup terkenal, yaitu Situ Sukarame yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah masa Hindia Belanda. Setelah adanya perpindahan pusat pemerintahan dan ibu kota ke PALABUHAN RATU, maka letak wilayah pemerintahan kecamatan berada di sebelah utara pusat pemerintahan kabupaten Sukabumi, dengan luas wilayah : 5.669,68 Ha dan tanah sawah: 757,60 Ha. Sehingga jumlah seluruhnya : 6.426,68 Ha. Bandingkan dengan luas desa Kanekes Baduy sekitar 5.100 hektar.  Sehubungan aspek geografis ini, secara umum kondisi tanah, keadaannya miring dan berbukit dengan ketinggian dari permukaan air laut kurang lebih 700 - 900  m, dengan suhu udara minimal 18 derajat celcius dan maksial 28 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata cukup tinggi. Keadaan penduduk menyebar di enam desa : Parakansalak, Lebaksari, Sukakersa, Sukatani, Bojongasih dan Bojonglongok. 

Kedua, kecamatan Kalapanunggal. Berdiri tanggal 10 Oktober 1945 bersamaan dengan berdirinya Kab. Sukabumi. Kalapanunggal berasal dari kata Kalapa dan Nunggal. Kalapa artinya Kelapa dan Nunggal artinya Satu, yang merupakan nama satu-satunya Pohon Kelapa yang tumbuh di wilayah ini pada zaman Belanda. Potensinya berupa pertanian, perkebunan, perternakan dan kesenian. Kalapanunggal mulanya terdiri dari : Kalapanunggal, Cikidang, Kabandungan dan Parakansalak. Dikarenakan tahun 1960, Cikidang memisahkan diri, kemudian tahun 1960-an Parakansalak pun memisahkan diri. Tahun 1992, Kabandungan pun turut pisah, dan sampai saat ini Wilayah Kecamatan Kalapanunggal berdiri sendiri.  Luas Kalapanunggal : 7.501,37 hektar, terdiri dari 7 Desa, 56 Rw, dan 210 Rt. Desa–desa  tersebut : Kalapanunggal, Walangsari, Palasarigirang, Kadununggal, Makasari, Gunungendut, dan Pulosari. Batas administrasi Kecamatan sebelah utara dengan Kabandungan, sebelah selatan dengan Cikidang, sebelah barat dengan Kabandungan, sebelah timur dengan Parakansalak dan Bojonggenteng. Kecamatan Kalapanunggal berada dikaki Gunung Salak yang mempunyai ketinggian antara 500-1000 meter diatas permukaan air laut. Bentuk fisiografis wilayah didominasi oleh lahan dengan kemiringan 15-25% di bagian utara, tengah dan selatan, kemiringan 0-3% di bagian tengah, kemiringan 3-8% terdapat di bagian timur wilayah dan kemiringan 8-15% terdapat di bagian timur laut .  Iklim masih dipengaruhi keadaan iklim secara regional wilayah  Sukabumi yang beriklim tropis basah dengan curah hujannya sangat dipengaruhi oleh angin muson yang bertiup dari dataran Australia dan Asia. Keadaan curah hujan berdasarkan data dari stadion pencatat hujan Kalapanunggal adalah 1.682 mm pertahun, dengan jumlah hari hujan setiap tahunnya adalah 117 hari. Suhu udara berkisar antara 21 - 25 celcius.  Jenis tanahnya terdiri dari latosol cokelat dan asosiasi andosol cokelat dan regosol cokelat.


Ketiga, kecamatan Kabandungan yang terdiri dari desa : Kabandungan, Cihamerang, Cipeteuy, Cinaga, Tugu Bandung dan Mekarjaya. 


Pemandangan di Cinaga, Kabandungan

Kembali ke riwayat gunung Wayang, menurut cerita dari Ki Usman yang dituturkan dalam bahasa SUNDA : " Dumasar kana sajarah nu kiwari saalit jalma anu apal tur ngamumule kana sajarah nu padahal eta sajarah kacida penting kangge pieunteungeun lumampah na sakabeh jalma. Demikian Ki Usman membuka dialog dengan Rasaning Rasa sambil menikmati sehangat kopi dan goreng singkong. Kemudian dia menyebut : "Sapertos di wewengkon urang aya wewengkon nu namina Gunung Wayang anu numutkeun sajarah kapungkur mangrupikeun hiji tempat anu aya di Parakansalak, palih kidulna mah kalebet ka kacamatan Kalapanunggal sareng Kabandungan. Malah palih kulonna mah dugi ka wilayah Bogor. Gunung Wayang dipapaes ku kawah Taman sareng Kawang Anying. 

Pemandangan gunung Wayang dilihat dari kecamatan Parakansalak, Sukabumi

Menurut pengamatan (sapaningal) Rasaning Rasa, gunung Wayang Sukabumi teh sarimbag sareng gunung Pancar anu aya di daerah Sentul Bogor. Nami-nami tempat anu kapendak di gunung Wayang teh : Antireum, baro (Kina), Bukit/Pasir  (Gede, Tenjo Laut, Bukit Cinta), Bunderan, Batu (Bedil Gantang, Korsi, Lawang), Cai (Cipanas, Cihurang, Ciawi Tali, Cisalada, Cigeureng), Garuda (Ngupuk), Kiara (Beres), Kadal (Meteng), Kalo (Rama), Legok (Tonjong, Ceupet, Simpen, Totog, Gamas), Puncak ( Karamat), Situ (Hapa), Singantuk,  Pasir Gede.  

Saur Ki Usman, di wewengkon gunung Wayang loba patilasan jalmi-jalmi linuhung ku elmu, malihan kantos dilinggihan para Raja di tatar Sunda sapertos Prabu Siliwangi. nami-nami anu kantos sindang sapertos :   Syekh Wali Geni, Raden Sumpena, Raden Rangga Wayang, Raden Rangga Macan nu geular Kerud Buntung, Nyimas Centring Manik, Raden Manggala, sareng anu teu kasebat namina. Kumargi kitu urang salaku incu buyutna kedah tiasa ngaraksa tur ngamumule eta wewengkon gunung Wayang. bahkan menurut penuturan Iim Supriatna yang dikenal dengan nama Ki Buyut Bungkreung, Direktur Lingkungan Hidup dan Masyarakat Leuit Rasaning Rasa,  ada satu nama yang masih misteri di gunung Wayang. Siapa sosok itu ? Raden Sengkelin tuturnya. 
Bogor, akhir tahun 2019.  Wallahu a'lam!
Rasaning Rasa dibaturan ku Ki Endin KPGS sareng Ki Usman 
Dengan latar belakang Curug Raksamala, Pulosari, Kalapanunggal, Sukabumi, 2019.

Tas dari kulit buah Berenuk made in Ki Usman

Ki Usman menemani Rasaning Rasa Camping di Pasir Gede, 2019

Abi Aqsa (Ule) dan rombongan


Seragam KPGS











Kawasan Pasir Cinta


Cipanas Gunung Wayang

Tonjong Gunung Wayang







Kawah Anjing Gunung Wayang


Curug Bodas Gunung Wayang



Di Bukit Cinta Gunung Wayang

Tonjong Gunung Wayang

Curug Sentral Gunung Wayang



Kawasan Cipanas Gunung Wayang



Kawasan Pasir Gede


Kawasan Kalo Rama


Kalo rama kawasan Jepang

Kawah Anjing

Kalo Rama





















Kawasan Curug Sentral

















Madu Trigona di saung Ki Ocip Cimundu Parakansalak

Mitembeyan kunjungan ka Cimundu



Penanaman Pohon di Gunung Wayang










DINU KIWARI NGANCIK NU BIHARI SEJA SAMPEUREUN JAGA

Komentar

Rasaning rasa mengatakan…
kudu loba manusa anu ngarawat alam sapertos Ki Usman.

Postingan populer dari blog ini

SILSILAH MENURUT ORANG SUNDA

PANCAKAKI  Oleh  :  Agus Prana Mulia  (Budayawan Bogor) Pancakaki  bagi orang Sunda sepertiku sangatlah penting. Karena sebagai salah satu  upaya merekatkan kekerabatan diantara anggota keluarga. Sayang mayoritas generasi muda Sunda - termasuk bangsa Indonesia -  sekarang sudah banyak yang meninggalkan, akibatnya terjadi kehilangan obor alias tidak tahu silsilah keluarga. Saudara menjadi orang lain, orang lain menjadi saudara yang dalam pepatah sundanya :  dulur jadi batur, batur jadi dulur. padahal jelek-jelek juga adalah saudara, buruk-buruk papan jati. Penelusuran garis keturunan ( sakeseler ) dalam khazanah kesundaan diistilahkan dengan  pancakaki . Dalam Kamus Umum Basa Sunda (1993), pancakaki diartikan dengan dua pengertian.  1. Pancakaki menunjukkan hubungan seseorang dalam garis keluarga (perenahna jelema ka jelema deui anu sakulawarga atawa kaasup baraya keneh). Kita pasti mengenal istilah kekerabatan, seperti...

KSPPS BMT Binaul Ummah Kota Bogor, 2019

KIPRAH KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH  BMT BINAUL UMMAH PAMOYANAN BOGOR Oleh : Agus Prana Mulia (Pendiri KSPPS BMT Binaul Ummah) Logo Sebelum RAT 2019 Direktur

DO'A

D O ' A Oleh : Agus Pranamulia Pendiri Leuit Rasaning Rasa  Bogor “ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqoroh : 186). “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan K u perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al-Mu’minun : 60).   Ad-du’au mukhul ibadah. “Do’a itu sumsum atau inti ibadah” (HR. Tirmidzi). 1.          Pendahuluan .  Do’a adalah permohonan kepada Sang Khalik, Allah SWT. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam berdo’a, yaitu keyakinan yang tinggi ( keyakinan ) dan mengerti makna doa itu sendiri ( bahasa ) s...