ANALISA STRATEGIK BISNIS PIZZA HUT
I.
PEDAHULUAN
Pizza Hut
adalah sebuah restorant berantai dan waralaba franchise makanan internasional
yang berpusat di Addison, Texas, USA. Perusahaan ini didirikan tahun 1958 oleh dua mahasiswa, Dan dan Frank
Carney dengan meminjam $600 dari ibu mereka untuk membuka toko pizza kecil di
kampung halaman mereka di Wichita, Kansas. Kemudian dibeli oleh PepsiCo, Inc.
pada 1977. Pizza Hut sekarang ini merupakan restoran pizza terbesar di dunia,
dengan hampir 34.000 restoran, kios pengantaran-ambil ke luar di lebih dari 100
negara.
Pizza Hut
mempunyai beberapa konsep restoran. Mulai dari restoran yang hanya bisa makan di tempat (Dine
In) yang tidak mempunyai layanan pengantaran. RBD (Restaurant Based delivery) yang menyediakan layanan
pengantaran, hingga pesan ambil (carry
out). Menu di Pizza Hut terbagi atas 3 jenis. Appetizer,
Main dishes (pizza dan non pizza), serta Dessert. Selain menu –
menu pizza yang umum, dibuat juga pizza sesuai dengan wilayah masing – masing
restoran dan selera customer.
Setelah
membuka lokasi mereka di Wichita dengan menggunakan peralatan bekas dan Pada
saat berdiri, produk awal yang dihasilkan Pizza Hut adalah original “Thin’n
Crispy” pizza yang dibuat oleh Carney bersaudara. Pada saat itu, menu dasar
yang ada di Pizza Hut terdiri dari Thin’n Crispy pizza, salad, dan soft drink. Frank dan Dan Carney kemudian mulai waralaba Pizza
Hut pada tahun 1959 dengan lokasi di Topeka, Kansas.
Mereka
menjalankan perusahaan dengan bantuan dari John Bender, teman Angkatan Udara
Dan yang pernah bekerja di sebuah restoran pizza di Indiana.
Tahun 1968 Pizza Hut
memulai perkembangannya menjadi restoran pizza yang bersifat internasional
dengan membuka cabang restoran Pizza Internasional pertama di Kanada. Setelah
itu, pada tahun 1969, lambang Si Atap Merah ini (Red Roof) resmi diakui
penggunaannya untuk restoran Pizza Hut. Pizza Hut berusaha memberikan pizza
terbaiknya langsung kepada pelanggan dengan motto Pizza Hut is the best choice for every pizza occasion. Pizza Hut
adalah pilihan terbaik untuk setiap acara pizza), sehingga pada tahun 1971
diakui sebagai jaringan restoran pizza nomor satu yang terbesar di dunia dari
segi penjualan maupun jumlah cabangnya. Pada tahun 1972, Pizza Hut masuk dalam
daftar Bursa Saham di New York. Pada tahun 1973, Pizza Hut membuka cabang di
Jepang dan Inggris.
Pada tahun 1977, Carney
bersaudara kemudian menjual Pizza Hut kepada PepsiCo, yang juga membeli
Kentucky Fried Chicken dan juga akan membeli Taco Bell. Dan Carney kemudian
menjadi kapitalis ventura dan terlibat dalam berbagai kegiatan amal. Frank
masih mengurus bisnis pizza, Mereka juga menyalurkan sebagian kekayaan mereka
untuk beasiswa di Wichita State tempat mereka belajar dulu. Pada tahun 1980,
Pizza Hut memperkenalkan Pizza Hut Pan Pizza kepada seluruh Pizza Hut sistem.
“Personal Pan Pizza” diperkenalkan pada tahun 1983, dengan garansi penyajian
dalam waktu lima menit. Delivery Service adalah suatu inisiatif sistem baru
yang dipergunakan pada tahun 1986, dengan tujuan memberikan atau mengantarkan
pilihan pizza terbaik langsung ke tujuan dimanapun pelanggan berada.
Pada tahun 1988,
diperkenalkan “Hand Tossed Traditional
Pizza”, (McDonald, J. M. et.al. : 1993) yang pembuatannya dilakukan secara tradisional. Pizza
Hut merupakan jaringan restoran pizza terbesar di dunia, dengan hampir 12.000
cabang restoran yang tersebar di lebih dari 84 negara. Pizza Hut menyediakan
bermacam-macam pizza dengan topping yang berbeda-beda. Selain menyediakan
pizza, Pizza Hut juga menyediakan berbagai macam makanan dan minuman seperti
pasta, salad, sup, dan sebagainya. Pizza Hut berdiri di Indonesia kali pertama
tahun 1984 yaitu Pizza Hut Djakarta Theater. Pizza Hut hadir di Indonesia untuk pertama kalinya pada
tahun 1984, dan
merupakan restoran piza pertama di Indonesia. Pemegang hak waralaba tunggal di
Indonesia adalah PT Sari Melati Kencana, yang merupakan anak perusahaan PT
Sriboga Raturaya, produsen tepung terigu di Indonesia.
II.
STRUKTUR ORGANISASI
Sumber:
PT. Sari Melati Kencana (PIZZA HUT), 2019
III.
VISI , MISI DAN TUJUAN PERUSAHAAN
Visi
“Menjadikan Perusahaan berkembang dengan kerja keras, kerja sama antar
karyawan”
Misi
·
Semangat dalam bekerja agar mendapatkan hasil yang
memuaskan
·
Melayani customer dengan baik
·
Menerima Kritik dari customer agar perusahaan dapat menjadi lebih baik
·
Open Main terhadap segala hal
Tujuan
1)
Menyediakan dan menciptakan produk-produk yang unggul
dan inovatif
Senantiasa memelihara dan meningkatkan mutu produk, proses dan sistem mutu yang baik dan konsisten.
Senantiasa memelihara dan meningkatkan mutu produk, proses dan sistem mutu yang baik dan konsisten.
2)
Menempatkan brand dalam pikiran konsumen untuk
memaksimalkan potensi manfaat perusahaan sehingga dengan mementukan positioning
brand yang baik membantu strategi marketin dalam hal mengklarifikasi esensi
merek.
IV.
ANALISIS
PASAR
Saat ini
banyak perusahaan yang memanfaatkan Customer Relationship Management (CRM)
untuk menjalin hubungan dengan pelanggan termasuk perusahaan Pizza Hut. Secara
khusus Pizza Hut berusaha memberikan layanan yang sifatnya personal sehingga
dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya, baik sebagai
stakeholder maupun shareholder [5].
Dengan
demikian diharapkan akan terjalin value chain yang kuat di antara mereka
melalui customer relationship (hubungan dengan pelanggan). Untuk dapat
meningkatkan CRM, perusahaan tidak segan melakukan investasi yang cukup mahal
dan teknologi canggih yang mampu memberikan layanan yang maksimal bagi
pelanggan.
Sebuah
sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
1)
Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi
pelanggan.
2)
Mengusung falsafah customer-oriented
(customer centric)
3)
Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang
pelanggan
4)
Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani
pelanggan
5)
Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
6)
Menangani keluhan/komplain pelanggan · Mencatat dan
mengikuti semua aspek dalam penjualan
7)
Membuat informasi holistik tentang informasi layanan
dan penjualan dari pelanggan
V.
ANALISIS SMART
(Rifqi,
M. D. A. : 2019).
Simple
Smart
merupakan poin analisis dimana tujuan harus dirumuskan dalam suatu yang
sederhana dan mudah dipahami oleh semua anggota perusahaan. Menurut saya, Pizza
Hut Sesuai dengan visi untuk menjadi yang terunggul pada tingkat restoran kelas
menengah di Indonesia yang di capai lewat misi menawarkan kenyamanan suasana
dan menyajikan pizza yang terbaik dengan harga yang terjangkau.
Measurable
Measurable merupakan
indikator kejelasan, kongkrit, dan terukur serta mampu menjadi motivasi bagi
karyawan. Pizza Hut merupakan salah satu perusahaan waralaba yang berdiri pada
tahun 1958, dan dinobatkan sebagai “The
Best Company to Work For” di Dallas
by D magazine (Januari 2000) serta merupakan perusahaan nomor satu dalam
rantai distribusi pizza di Amerika menurut Restaurant & Institutions “2001 Choice in Chains” survey. Pizza Hut
dikenal seagai pemimpin pasar dengan penjualan $25 milyar pizza category
semenjak tahun 1971. Pizza Hut adalah restoran berantai dan waralaba makanan
internasional yang mengkhususkan dalam pizza. Dari sebuah kedai pizza
kecil dan sederhana, Pizza Hut tumbuh menjadi jaringan restoran pizza terbesar
di dunia dengan lebih dari 5.600 restoran di 97 negara.
Di
Indonesia, Pizza Hut membuka restoran pertamanya tahun 1984 di Gedung Djakarta
Theatre, daerah Thamrin, Jakarta. Tahun 2000, restoran Pizza Hut pertama ini
dipindahkan ke Gedung Cakrawala di area yang sama, hingga sekarang. Kini, Pizza
Hut mempunyai lebih dari 200 restoran yang tersebar di 22 propinsi di
Indonesia, dari Aceh hingga Abepura (www.pizzahut.com).
Aplicable
Pizza hut
mempunyai banyak fasilitas yang berbeda di setiap cabangnya yaitu banyaknya
meja makan, ukuran tempat atau gedung Pizza Hut tetapi dalam penyajian itu
mengutamakan kesamaan rasa dan kelezatan yang sama dari pusatnya maka dari itu
ada standar taste. Fasilitas yang utama pada saat ini yaitu sistem order atau
pesan makanan melalui hotline khusus dan akan diantar ke rumah.
Realible
Jika dilihat
dari sejarah panjangnya, Pizza Hut berusaha menemukan ceruk peluang di dalamnya
dan mempelajari keberhasilan dari pelopor makanan cepat saji seperti McDonald
dan Kentucky Fried Chicken (KFC). tidak ada kursus waralaba bahkan waralaba
cukup banyak diturunkan ke bisnis otomotif pada saat itu. Namun, itu membuat
pendiri untuk membentuk perusahaan sendiri, dan pada dasarnya kesepakatannya
ialah waralaba sendiri, yang berkembang dari waktu ke waktu dan memiliki kelas
kewirausahaan, dan segala macam program yang berbeda yang akan cukup banyak
memberikan latar belakang dasar untuk masuk ke bisnis itu sendiri.
Timeable
Tahun 1968
Pizza Hut memulai perkembangannya menjadi restoran pizza yang bersifat
internasional dengan membuka cabang restoran Pizza Internasional pertama di
Kanada. Setelah itu, pada tahun 1969, lambang Si Atap Merah ini (Red Roof)
resmi diakui penggunaannya untuk restoran Pizza Hut. Pizza Hut berusaha
memberikan pizza terbaiknya langsung kepada pelanggan dengan motto Pizza Hut is
the best choice for every pizza occasion (Pizza Hut adalah pilihan terbaik
untuk setiap acara pizza), sehingga pada tahun 1971 diakui sebagai jaringan
restoran pizza nomor satu yang terbesar di dunia dari segi penjualan maupun
jumlah cabangnya. Pada tahun 1972, Pizza Hut masuk dalam daftar Bursa Saham di
New York. Pada tahun 1973, Pizza Hut membuka cabang di Jepang dan Inggris.
VI.
ANALISIS SWOT
1.
Strength : cita rasa yang enak dan dalam
menunya terdapat juga menu paket khusus yaitu “Sensasi Delight” yang menawarkan
hidangan pizza dalam satu paket berdua atau pun berempat. Terdiri dari personal
pizza, spaghetti (atau nasi), garlic bread, dan minuman (biasanya coke). Dengan
harga berkisar 20 ribu-an per orang. Ada pula “Santai Sore” yang menyediakan
berbagai menu dessert sebagai camilan sore. Promo terbaru yaitu “Lunch Hemat”
dari jam 10.00 – 14.00 pada setiap harinya maka anda dapat menikmati makan
siang hemat dengan 35 ribu bisa mendapatkan 1 Pizza , makanan pendamping dan
minuman .Pizza Hut telah memiliki sertifikasi halal sesuai dengan kondisi
kultur setempat
2.
Weakness : harga yang terlalu mahal bagi
masyarakat, tidak biasanya konsumen kelas bawah untuk membeli produk pizza hut,
dan banyak pesaing pizza lain.
3.
Opportunity : Pizza Hut
menaruh perhatian khusus pada bidang pengembangan SDM dengan mengadakan
berbagai pelatihan secara berkala untuk meningkatkan pengetahun tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan pizza, mulai dari proses pengolahan bahan mentah
hingga penyajian terakhir, serta pelatihan mengenai cara berkomunikasi dan
berinteraksi dalam memberikan pelayanan prima kepada pengunjung dan memberi
akses wifi gratis di restoran.
4.
Threats : Apabila harga baku mahal maka
produksi akan mengikuti harga bahan baku dan akan menjadi mahal , Banyak
pesaing yang mengikuti menu yang dibuat.
VII.
DAYA SAING
Dalam rangka
menghadapi kondisi pasar dan persaingan yang selalu dinamis, Pizza Hut menerapkan
informasi sistem yang dapat menunjang daya saing, diantaranya berinvestasi pada
sistem Point of Sale dan operasi toko secara otomatis serta membuka
toko secara on line www.pizzahut.com di
jaringan internet. Sistem informasi ini dapat digunakan sebagai senjata untuk
menjangkau konsumen dimana saja berada, sesuai dengan slogannya yaitu
“to be wherever our customer are”, yang pada nantinya tentu saja dapat
meningkatkan penerimaan perusahaan. Melalui sistem informasi, Pizza Hut dapat
senantiasa melakukan diferensiasi produk melalui competitive recipes,
sehingga dapat selalu melakukan perubahan rasa sesuai dengan perubahan selera
pelanggan dan selalu memberikan terobosan baru terhadap terhadap produk-produk
Pizza Hut. Pizza Hut juga memberikan pelayanan Delivery Order jika dalam waktu
30 menit produk tidak sampai ke rumah maka pelanggan akan mendapatkan pizza
secara gratis.
VIII.
ANALISA VALUE CHAIN M.
PORTER
The value
chain categorizes the generic value-adding
activities of an organization. The "primary activities" include: inbound logistics, operations (production), outbound logistics,
marketing and sales, and services (maintenance). The "support
activities" include: administrative infrastructure management, human
resource management, R&D, and procurement. The costs
and value drivers are identified for each value activity. The value chain
framework quickly made its way to the forefront of management thought as a
powerful analysis tool for strategic planning. Its ultimate goal is to maximize value creation
while minimizing costs. (Porter, M. : 1985)
Sumber : (Porter,
M. : 1985)
Porter’s Value Chain Analysis of
Pizza Hut
Value Chain
Assesment adalah salah satu cara untuk mengidentifikasi kegiatan yang
terbaik dilakukan oleh bisnis dan yang terbaik diberikan oleh orang lain
Menghubungkan Analisis Rantai Nilai untuk Keunggulan Kompetitif. Apa yang menjadi aktifitas melakukan bisnis secara langsung terkait untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Menghubungkan Analisis Rantai Nilai untuk Keunggulan Kompetitif. Apa yang menjadi aktifitas melakukan bisnis secara langsung terkait untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Porter's
value chain model is highly popular in the business world. However, Pizza Hut
must not take it as a rigid, standalone framework by assigning the equal importance
to all activities. The effective Value Chain Analysis requires Pizza Hut to
realise that all activities or functions do not require same scrutiny level.
Hence, the first step of adapting the Porter Value Chain framework is to
identify the importance of activities according to their role in
product/service delivery process.
Here is the
list of primary value chain activities as proposed by Porter (Varadarajan,
P. R., & Clark, T. : 1994):
1)
Primary Activities
The primary
value chain activities of Pizza Hut are directly involved in producing and
selling the product to targeted customers. Analysis of primary value chain
activities can improve the performance of Pizza Hut as explained below.
2)
Inbound Logistics
It is
important to develop strong relationships with suppliers as their support is
necessary to receive, store and distribute the product. Without analysing the
in-bound logistics, Pizza Hut can face various challenges in product
development phases.
3)
Operations
The
importance of analysing operational activities raises when raw material
arrives, and Pizza Hut is ready to process the raw material into the end
product and launch it in the market. Some examples of operational activities
are machining, packing, assembling and testing. Equipment repair and
maintenance also falls into this category.
4)
Outbound
Logistics
Outbound
logistics include the activities that deliver the product to the customer by
passing through different intermediaries. Some outbound logistics activities
are material handling, warehousing, scheduling, order processing, transporting
and delivering to the destination. Pizza Hut can analyse and optimise the
outbound logistics to explore competitive advantage sources and achieve its
business growth objectives.
Di Pizza Hut
mempunyai banyak fasilitas yang berbeda di setiap cabangnya yaitu banyaknya
meja makan, ukuran tempat atau gedung Pizza Hut tetapi dalam penyajian itu
mengutamakan kesamaan rasa dan ke lezatan yang sama dari pusatnya maka ada standar taste.
Fasilitas yang utama pada saat ini yaitu sistem order atau pesan makanan
melalui hotline khsusus dan akan diantar ke rumah. Sebagai tempat makan yang
besar atau dapat juga disebut restorant besar maka Pizza Hut banyak sekali
costumer yang datang untuk makan disini, apabila semua tempat penuh maka
pelanggan harus mengisi waiting list dan ini sangat membuang - buang waktu
pelanggan ehingga harus menunggu tempat yang kosong dan harus menahan lapar
dengan posisi berdiri.
IX.
ANALISIS IFAS DAN
EFAS
Kondisi Internal PIZZA HUT – Strategic Advantage Profile (SAP), (Ricci, F. A. : 2011)
Faktor Internal
|
Strength
|
Manajemen
|
Sesuai dengan SOP yang berlaku
|
SDM
|
Memiliki jumlah SDM
yang banyak dan bekerja diharuskan memberikan pelayanan prima
|
Fasilitas
|
Restoran dengan
kondisi baik, bersih dan sesuai dengan pangsa pasar
|
Distribusi
|
Pizza hut delivery
|
Sumber daya
pemasaran
|
Melalui media iklan,
komunikasi dan website
|
Network
|
Memiliki jaringan
pelayanan yang cukup luas
|
Faktor Internal
|
Weakness
|
Produksi
|
Kurang inovasi dalam
menu
|
Distribusi
|
Dalam
pendistribusian PHD kurang tepat waktu
|
Kondisi kerja
|
Mayoritas masyarakat
menengah bawah menilai pizza hut makanan mahal
|
Promosi
|
Promosi dan iklan
dirasa masih kurang bagi masyarakat
|
Budaya perusahaan
|
Menu makanan belum
mengcakup semua kalangan masyarakat
|
Faktor Eskternal
|
Opportunity
|
Lingkungan Sosial
|
Masyarakat mengenal Pizza Hut adalah pioner
restoran pizza di Idonesia
|
Kompetitor
|
Dibandingkan kompetitor lain, Pizza Hut
memilikicita rasa dan varian menu favorit
|
Pelanggan
|
Jumlah pelanggan kalangan atas mulai
meningkat
|
Supplier
|
Bahan baku import, sehingga semua produk Pizza
Hut berstandar internasional
|
Kekuatan Sosial Budaya
|
Budaya masyarakat Indonesia selain membeli
menu Pizza Hut juga sebagai gaya hidup (life Style) terutama di Media Sosial
(Putra, T. K.:
2013)
|
Faktor Eskternal
|
Threats
|
Kompetitor
|
Semakin banyaknya restoran pizza yang
sejenis
|
Lingkungan Sosial
|
Pizza bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah
adalah makanan yang mahal
|
Kekuatan Ekonomi
|
Kegiatan promosi, penawaran pelayanan
perusahaan lain sejenis yang lebih inovatif dan menarik
|
Pelanggan
|
Persaingan dalam tingkat pelayanan dan fasilitas
terhadap pelanggan
|
Global
|
Persaingan tarif yang lebih menarik dari
kompetitor lain
|
Pizza Hut
merupakan jaringan restoran pizza terbesar di dunia, dengan hampir 12.000
cabang restoran yang tersebar di lebih dari 84 negara. Di Indonesia, Pizza Hut
membuka restoran pertamanya tahun 1984 di Gedung Djakarta Theatre, daerah
Thamrin,Jakarta PT.SARI MELATI KENCANA merupakan perusahaan distributor Pizza
Hut di Indonesia. Dalam strategi ofensif ini bertujuan untuk mencari pelanggan
baru.Dengan strategi ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar,
penjualan, dan jumlah pelanggannya. Apabila bermunculan restoran pizza lain
dengan varian menu yang lebih menarik selera pelanggan disertai dengan promosi
yang jauh lebih gencar dibandingkan Pizza Hut sehingga dapat menjadi ancaman
bagi Pizza Hut.
X.
MATRIKS SWOT
|
Kekuatan
(Strength)
|
Kelemahan (Weaknesses)
|
|||
Manajemen bekerja sesuai SOP yang berlaku, media promosi yang sesuai
dengan komunitas
|
Mayoritas masyarakat menengah ke bawah menilai Pizza Hut makanan mahal
|
||||
Peluang (Opportunity)
|
Bahan baku import, sehingga semua produk
Pizza Hut berstandar internasional
|
Dengan memiliki manajemen perusahaan yang susai SOP,
maka perusahaan memiliki peluang untuk mengembangkan produk Pizza Hut yang
baru dan berstandar internasional dengan memperluas jaringan promosinya
|
Perusahaan harus membuat dan memasarkan produknya
dengan lebih menarik dan inovatif dibandingkan pesaing sejenis
|
||
Ancaman (Threats)
|
Pizza bagi masyarakat kalangan menengah ke
bawah adalah makanan yang mahal
|
Dengan penilaian masyarakat tersebut, maka
perusahaan dapat menciptakan produk dengan harga yang lebih terjangkau
|
Perusahaan harus membuat produk yang lebih sesuai
dengan pangsa pasar yang lain dan bukan hanya untuk kalangan atas saja
|
Sumber : (Meria
Alatroe : 2017)
XI.
Strategi Generik PIZZA HUT - M. Porter
Adanya
persaingan yang ketat antara ketiga restoran siap saji yaitu Pizza HUT,
McDonalds dan KFC (Kentucky Fried Chicken) mendorong Pizza HUT untuk
berantisipasi terhadap lingkungan persaingan tersebut. Pizza HUT menyadari
perlunya suatu kemampuan untuk beradapatasi yang dapat membuat Pizza HUT lebih
unggul. Berangkat dari hal tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor keberhasilan (success
factors) dalam mengelola restoran siap saji, mengetahui peta persaingan
restoran siap saji yang ada di Bandung dan mengetahui strategi yang dapat
dikembangkan dan diterapkan dalam restoran siap saji Pizza HUT untuk
memenangkan persaingan, (Gozaly J. : 2014).
Strategi
Generik PIZZA HUT - M. Porter
|
Keunggulan
Bersaing
|
|
Posisi
Biaya Rendah
|
Keunikan
yang dilihat Pelanggan
|
|
Sasaran
Luas
|
KEUNGGULAN
BIAYA
|
DIFFERENSIASI
|
Segment
Tertentu
|
FOKUS
BIAYA
|
FOKUS
DIFFERENSIASI
|
Sumber : (Porter, M. : 1985)
XII.
Value Chain PIZZA HUT
Secara
khusus Pizza Hut berusaha memberikan layanan yang sifatnya personal sehingga
dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya, baik sebagai
stakeholder maupun shareholder. Dengan demikian diharapkan akan terjalin value
chain yang kuat di antara mereka melalui customer relationship (hubungan dengan
pelanggan). Untuk dapat meningkatkan CRM, perusahaan tidak segan melakukan
investasi yang cukup mahal dan teknologi canggih yang mampu memberikan layanan
yang maksimal bagi pelanggan, (Amin T.Wijadja:2000)
Ada
kesesuaian antara kemampuan perusahaan untuk menciptakan keunikan yang sesuai
dengan permintaan para pelanggan. Ada 4 tahap (Bahren, 2019):
1)
Tingkat Kepentingan dari setiap aktivitas yang berbeda
2)
Keterpisahan dari aktivitas yang berbeda
3)
Dibuat rantai nilai yang terpisah untuk setaip
kelompok pelanggan
·
Segmen Atas : produk
Pizza Hut sepeeti Super Supreme, meatlovers, tuna melt, hawaiian chicken,
american favourite, blackpapper chicken, deluxe cheese, dan cheeseburger pizza
merupakan menu utama yang paling ditonjolkan dalam restoran ini, dikarenakan
bahan baku dan ukuran pizza yang lebih istimewa dibandingkan dengan paket
lainnya.
·
Segmen Bawah
: produk
sensasi delight dengan pizza reguler dan hidangan sampingan lain tetapi lebih
kecil daripada pizza sejenis lainnya dengan harga lebih murah.
4)
Identifikasi faktor penentu diferensiasi
Dengan membuat pizza dan menyajikan
topping yang lebih banyak membuat produk pizza lebih diminati konsumen untuk
mencicipi pizza ini. Kemasan yang lebih besar daripada sensasi delight. Untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen Pizza Hut juga memberikan produk bahan baku
langsung dari import
5)
Pilih dan tentukan faktor-faktor kunci
·
Memiliki kandungan gizi yang alami tanpa bahan
pengawet dan pewarna sintetis
·
Memiliki pilihan produk yang bervarian
·
Memiliki segmentasi pasar dari berbagai usia dan kalangan
·
Memiliki harha yang terjangka
Diferensiasi adalah mengambil pelanggan sebagai
titik perhatian utama. Strategi ini menitik beratkan pada membangun
persepsi konsumen akan keunggulan kualitas, desain produk, teknologi,
jaringan distribusi, image, bahan baku dan kualitas pelayanan
|
·
Pizza Hut
mencoba menarik konsumen, memperkenalkan dan merebut market share dan
segmentasi fast food ini, maka diciptakan
“SENSASI PAKET DELIGHT” (Rp.
11.000 per orang. (Tommy. (n.d.))
·
Pizza Hut ingin merubah image makanan mahal dan
memperkenalkan konsep restoran “Full
Dine In Service” untuk dapat “Makan
Sepuasnya dengan Harga Pas” (Bukan Harga Murah.
·
Menciptakan layanan “ PHD”, yaitu “Pizza Hut
Delivery”, dengan konsep membuat gerai layanan antar dengan proses
produksi hanya 10 menit dan pemesanan dapat dilakukan via telepon.
·
Di beberapa negara, gerai Pizza Hut sudah
menggunakan Robot pelayan dengan nama “PEPPER” sebagai daya tarik kepada
pelanggan
·
Berinvestasi di mesin-mesin produksi yang tepat
dan modern sehingga memperpendek waktu penyajian dengan merekrut lebih
banyak karyawan.
|
Value Chain PIZZA HUT
|
Sumber :
penulis, data diolah (2019)
XIII.
BISNIS
PROSES PIZZA HUT
Sumber :
(Meria Alatroe : 2017)
XIV.
Analisis Persaingan PIZZA HUT dengan Pesaing Utama
4P
|
PAPARON PIZZA
|
PIZZA HUT
|
Analisis
|
Action Plan
|
Product
|
|
Unggul
|
Mempunyai
cita rasa khas Indonesia
|
Menambah
varian produk pizza rasa khas Indonesia
|
Price
|
Unggul
|
|
Lebih mahal dibandingkan
kompetitor
|
Menjual produk dengan harga lebih
terjangkau
|
Place
|
|
Unggul
|
Jumlah
Outlet yang menyebar Mall, rest area, outlet sendiri
|
Menambah
jumlah outlet dan tidak terkonsentrasi di Pulau Jawa saja
|
Promotion
|
|
Unggul
|
Menggunakan media televisi, dan
media online
|
Mempertahankan kuantitas promosi
dan meningkatkan kualitas promosinya
|
Sumber :
(Meria Alatroe : 2017)
XV.
Analisis Persaingan PIZZA HUT dengan Produk Penggati (Substitusi)
4P
|
McDonald
|
PIZZA HUT
|
Analisis
|
Action Plan
|
Product
|
|
Unggul
|
Mempunyai
cita rasa khas Indonesia dan memiliki lebih banyak varian dibandingkan
pesaing
|
Menambah
varian produk pizza rasa khas Indonesia
|
Price
|
Unggul
|
|
Lebih murah dibandingkan pesaing,
karena segmen pasarnya menengah ke atas
|
Menjual produk dengan harga lebih
terjangkau atau strategi diversifikasi produk
|
Place
|
|
Unggul
|
Jumlah
Outlet yang menyebar dan lebih banyak dibanding pesaing
|
Menambah
jumlah outlet dan tidak terkonsentrasi di Pulau Jawa saja
|
Promotion
|
Unggul
|
|
Relatif kalah dalam hal promosi
oleh pesaing
|
Mempertahankan kuantitas promosi
dan meningkatkan kualitas promosinya
|
Sumber :
(Meria Alatroe : 2017)
XVI.
Penutup
1)
Dengan semakin canggih dan berkembangnya pengetahuan
dan teknologi, masyarakat mulai berpikir cerdas dan menuntut adanya produk yang
tidak hanya menguntungkan dari harga tapi juga dari segi manfaat ekonomis dan
kesehatan. PIZZA HUT sebagai perusahaan yang sudah mapan harus tanggap dalam
memenuhi tuntutan perubahan global baik dari segi competitor maupun keinginan
konsumen.
2)
Pizza Hut harus terus mampu berkompetisi dengan harga
yang kompetitif, termasuk memperluas segmen pasar.
3)
Terus menerus melakukan inovasi terutama dengan
melakukan penciptaan produk makanan yang sesuai gaya hidup sehat.
4)
Total Quality Management harus dilakukan untuk control
kualitas terhadap pelayanan, servis, kebersihan dan cita rasa dari makanan itu
sendiri.
5)
Memanfaatkan kemajuan teknologi seperti internet untuk
meningkatkan penjualan
Daftar
Pustaka
Ab
Hamid, Noor Raihan & Norizan Kassim. (2004). “Internet Technology as a Tool
in Customer Relationship Management”, Journal of American Academy of Business,
Cambridge, Volume 4, Number 1 or 2.
Arief
M. Iqbal, et.al., Analisis Marketing Pada Pizza Hut Delivery, Jurnal Teknik
Informatika dan Sistem Informasi e-ISSN : 2443-2229, Volume 1 Nomor 1 April
2015
Bahren, B.,
Ramadhani, I., & Suroso, E. (2019). Membangun Keunggulan Bersaing Melalui
Inovasi Produk, Inovasi Proses, Inovasi Marketing Dan Inovasi Organisasi Untuk
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Jurnal Ekonomi Manajemen, 4(1),
8-18.
Gozaly, J.,
Ryady, F., & Dharma, E. (2014). Usulan Strategi Bisnis Berdasarkan Metode
Quantitative Strategic Planning Matrix (Studi Kasus: Pizza HUT cabang Dago).
Kiki
Mega, 2016, Analisis Visi, Misi, Value Chain , Ifas, Efas dan Matriks SWOT Pada
Pizza Hut, wordpress.
McDonald,
J. M., Bingham, L. R., Higgins, L. B., Jennings, K. M., Koeppe, S., &
O'neill, E. (1993). U.S. Patent No. 5,256,432. Washington, DC: U.S. Patent and
Trademark Office.
Meria
Alatroe, 2017, analisa strategik pt sari melati kencana (pizza hut),
wordpress
Miftah El
Fikri, SE.,M.Si, et.all., (2018), Analisis Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Pizza Hut Delivery Cabang Dr. Mansyur
medan.
Porter,
M. (1985). Value chain. The Value Chain and Competitive advantage: creating and
sustaining superior performance.
Putra,
T. K., Hartanto, D. D., & Sylvia, M. (2013). Perancangan Promosi IN_NI
PIZZA Surabaya Dengan Pendekatan Sosial Media dan Pendukungnya. Jurnal DKV
Adiwarna, 1(2).
Rifqi,
M. D. A. (2019). pengaruh harga, kualitas produk dan citra merek terhadap
keputusan pembelian pizza hut (Studi Kasus Kepada Konsumen Pizza Hut, Cinere)
(Doctoral dissertation, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta).
Ricci,
F. A. (2011). Managing the Organizational Vision, Mission, and Planning: Five
Steps toward a Successful Leadership Strategy. Online Submission.
Tunggal,
Amin Wijadja. (2000). Konsep Dasar Customer Relationship Management (CRM).
Jakarta : Harvarindo.
Varadarajan,
P. R., & Clark, T. (1994). Delineating the scope of corporate, business,
and marketing strategy. Journal of Business Research, 31(2-3), 93-105.
DINU KIWARI NGANCIK NU BIHARI SEJA SAMPEUREUN JAGA
Komentar